Manusia dan Kebudayaan
A.
Manusia
Manusia
dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tidak bisa dipisahkan
dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna
menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun.
Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian
yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Namun siapakah manusia itu sebenarnya? Manusia di dunia ini memegang peranan
yang unik dan dapat di pandang dalam beberapa segi. Misalnya, manusia di
pandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk
jaringan-jaringan system (ilmu kimia). Manusia merupakan makhluk biologis yang
tergolong dalam golongan mamalia (ilmu biologi). Manusia sebagai makhluk social
yang tidak dapat berdiri sendiri (ilmu sosiologi) dan lain sebagainya.
Dari beberapa definisi di atas, tentu membuat kita sulit untuk menjawab
pertanyaan tentang manusia, oleh karena itu kita akan menerangkan siapa itu
manusia berdasarkan unsur-unsur yang membangunnya. Ada dua macam pandangan yang
akan menjadi acuan untuk menjelaskan unsur-unsur yang membangun manusia.
1. Manusia terdiri
dari empat unsur yang saling terkait, yaitu:
- · Jasad : badan kasar manusia yang dapat kita lihat, raba bahkan di foto dan menempati ruang dan waktu.
- · Hayat : mengandung unsur hidup, yang di tandai dengan gerak.
- · Ruh : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
- · Nafs : dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran akan diri sendiri.( Asy’arie, 1992 hal: 62-84).
2. Manusia sebagai
satu kepribadian yang mengandung tiga unsur, yaitu:
- · Id, merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak tampak. Id merupakan energi psikis yang irrasional dan terkait dengan sex yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcius). Id diatur oleh kesenangan yang harus di penuhi,baik secara langsung melalui pengalaman seksual atau tidak langsung melalui mimpi atau khayalan.
- · Ego, sering disebut “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan kepuasan Id dengan saluran sosial agar dapat di terima oleh masyarakat. Ego diatur oleh prinsip realitas dan mulai berkembang pada anak antara usia satu dan dua tahun.
·
Super ego, merupakan struktur
kepribadian terakhir yang muncul kira-kira pada usia lima tahun. Super ego
menunjukan pola aturan yang dalam derajat tertentu menghasilkan kontrol diri
melalui sistem imbalan dan hukuman terinternalisasi. (freud, dalam Brennan,
1991; hal 205-206).
B.
Hakekat Manusia
Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai
makhluk hidup yang paling sempurna, melebihi ciptaan Tuhan yang lain. Manusia
terdiri dari jiwa dan raga yang dilengkapi dengan akal pikiran serta hawa
nafsu. Tuhan menanamkan akal dan pikiran kepada manusia agar dapat digunakan
untuk kebaikan mereka masing – masing dan untuk orang di sekitar mereka.
Manusia diberikan hawa nafsu agar mampu tetap hidup di bumi ini. Salah satu
hakekat manusia lainnya ialah manusia sebagai makhluk sosial, hidup
berdampingan satu sama lain, berinteraksi dan saling berbagi.
C.
Kepribadian Bangsa Timur
Manusia mendiami wilayah yang berbeda
dan berada di lingkungan yang berbeda pula. Hal ini membuat kebiasaan, adat
istiadat, kebudayaan dan kepribadian setiap manusia suatu wilayah berbeda
dengan yang lainnya. Namun secara garis besar terdapat tiga pembagian wilayah,
yaitu : Barat, Timur Tengah, dan Timur.
Kita di Indonesia termasuk ke dalam bangsa Timur, yang dikenal sebagai
bangsa yang berkepribadian baik. Bangsa Timur dikenal dunia sebagai bangsa yang
ramah dan bersahabat. Orang–orang dari wilayah lain sangat suka dengan
kepribadian bangsa Timur yang tidak individualistis dan saling tolong menolong
satu sama lain. Meskipun begitu, kebanyakan bangsa Timur masih tertinggal oleh
bangsa Barat dan Timur Tengah.
Dalam ilmu psikologi yang notabanenya berasal dari Barat, banyak
mengembangkan konsep-konsep dan teori mengenai aneka warna isi jiwa, serta
metode dan alat untuk menganalisis dan mengukur secara detail tentang variasi
jiwa individu. Tetapi, tidak terlepas dari itu semua, konsep-konsep tersebut
masih kurang mengembangkan suatu konsep yang berkaitan dengan jiwa individu dan
lingkungan sosial budaya.
Oleh karena itu, Francis L.K Hsu
seorang sarjana Amerika keturunan Cina, mengembangkan suatu konsepsi tentang jiwa
manusia sebagai makhluk sosial budaya, yang ia sebut sebagai Bagan
Psiko-Sosiogram Manusia atau delapan daerah seperti lingkaran konsentris
sekitar diri pribadi.
Keterangan:
Nomor 7 dan 6 disebut sebagai daerah
tak sadar dan sub sadar. Tak sadar karena memang sudah tertanam jauh di dalam
diri manusia dan tak mampu disadari bahkan oleh manusia itu sendiri. Sub sadar
karena sewaktu–waktu unsur–unsur yang sudah tertanam bisa meledak keluar lagi
dan mengganggu kebiasaan sehari–hari.
Nomor 5 disebut kesadaran yang tidak
dinyatakan. Maksudnya pikiran – pikiran dan gagasan yang ada disimpan sendiri
oleh manusia tersebut dan tidak ada seorang lain pun yang dapat mengetahuinya.
Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan. kebalikan dari nomor 5, ini berarti
manusia mengungkapkan kepada orang lain apa yang ada di pikirannya seperti
perasaan, pengetahuan dan sebagainya.
Nomor 3 disebut lingkaran hubungan
karib. Di sini manusia memiliki seseorang atau sesuatu yang dianggap bisa
menjadi curahan hati dan tempat untuk meminta bantuan. Tidak selalu manusia
yang lain juga melainkan benda, atau makhluk hidup lain pun bisa berada pada
lingkaran ini. Nomor 2 disebut lingkaran hubungan berguna. Bisa dianalogikan
hubungan antara murid dengan guru, pedagang dan pembeli.
Nomor 1 disebut lingkaran hubungan
jauh yang berarti pikiran dan gagasan manusia tentang berbagai macam hal. Nomor
0 disebut lingkungan dunia luar yang berarti tentang pendapat dan pikiran
seseorang tentang dunia atau daerah yang belum pernah dikunjungi atau dijumpai.
D.
Definisi Kebudayaan
Kita sering mendengar kata kebudayaan
baik dalam pengertian yang sempit maupun dalam pengertian yang luas, baik dalam
pengertian orang awam maupun pengertian keilmuan.
- Dalam
pengertian sempit kebudayaan seringkali diartikan sebagai adat tradisi
atau kebiasaan sehingga seringkali dicontohkan dengan upacara adat.
- Dalam
pengertian luas kebudayaan dipahami sebagai cara manusia mengelola
kehidupanya. Contohnya : adaptasi masyarakat terhadap lingkungan alam
- Menurut
Orang awam, dimana orang awam menyebutkan kesenian, rumah adat atau
bangunan kuno sebagai kebudayaan
- Menurut
bahasa :
- Bahasa Sansekerta : Budhayah yaitu bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi atau akal
- Bahasa Belanda : kata budaya berasal dari kata cultuur
- Bahasa Latin : Colera yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, mengembangkan tanah (bertani)
- Bahasa Inggris : kata budaya berasal dari kata culture
– Edward B. Taylor : Kebudayaan adalah kompleks
keseluruhan yang meliputi pengetahuan kepercayaan, kesenian, hukum, moral
kebiasaan, serta lain-lain kecakapan dan kebiasaan yang diperoleh manusia.
– Ralp. Linton : Kebudayaan dalah sejumlah total
pengetahuan, sikap dan pola-pola tingkah laku yang dibiasakan, yang dibagikan,
dan ditransmisikan oleh anggota dari masyarakat tertentu.
– Kluchkhohn dan W.H. Kelly : Kebudayaan adalah pola
untuk hidup yang tercipta dalam sejarah yang emplisit, implisit, rasional,
irrasional yang terdapat pada setiap waktu sebagai pedoman-pedoman yang
potensial bagi tingkah laku manusia.
– Clifford Geertz : Kebudayaan adalah sistem makna
dan simbol yang diatur dalam rangka interaksi sosial.
– Kroeber : Kebudayaan adalah reaksi motorik,
kebiasaan, teknik, gagasan dan nilai yang dipelajari dan ditransmisikan secara
massal serta tingkah laku yang dipengaruhinya.
– Googenaugh : Kebudayaan mengacu pada sistem
pengetahuan dan kebudayaan yang diorganisasikan dimana orang0orang
menstrukturkan pengalamn dan persepsi mereka,
menformulasikanaktivitas-aktivitasnya, serta memilih diantara berbagai
alternatif.
– Keesing dan Keesing : Kebudayaan adalah fenomena
yang dapat diamati, yaitu pola-pola kehidupan didalam komunitas yang berulang
secara reguler serta pengaturan material dan sosial.
– Eugene
A. Nida : Kebudayaan adalah perilaku manusia
yang diajarkan terusmenerus dari satu generasi ke generasi berikutnya.
– J.
Verkuyl : Kebudayaan sebagai sesuatu yang
diajarkan manusia dan segala sesuatu yang dibuat oleh manusia.
– Ki
Hajar Dewantoro : Kebudayaan berarti buah budi
manusia yaitu hasil perjuangan manusia terhadap pengaruh kuat dari alam dan
zaman ( kodrat dan masyarakat ) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia
untuk mengatasi baerbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan
penghidupanya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya
bersifat tertib dan damai.
– Robert
H. Lowie :
Kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat,
mencakup kepercayaan, adat istiadat, norma-norma aristik, kebiasaan makan serta
keahlian yang diperoleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan
warisan masa lampau yang didapat melalui pendidikan formal atau informal.
– Koentjaraningrat : Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,
tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
– Rafael
R. Maran : Kebudayaan
adalah cara khas manusia membangun alam guna memebuhi keinginan-keinginan serta
tujuan hidupnya, yang dilihat sebagai proses humanisasi.
– Selo
Soemardjan dan Soeleman Soemardi : mengatakan
bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
– Dan Herkoveits : Kebudayaan dari lingkungan hidup
yang diciptakan oleh manusia.
– William H. Haviland : Kebudayaan adalah
seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota
masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan
perilaku yang dipandang layak dan dapat di tarima ole semua masyarakat.
Dari berbagai definisi kebudayaan
diatas terlihat bahwa masing-masing definisi tidak mampu mewakili pengertian
kebudayaan secara menyeluruh, namun dengan demikian, kebudayaan atau budaya
menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material maupun non
material.
Terkait dengan hal ini,
koentjaraningrat mengemukakan bahwa kebudayaan memiliki tiga wujud, yaitu :
- Wujud
sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma dan
peraturan. Wujud tersebut bersifat abstrak.
- Wujud
kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari
manusia dalam masyarakat. Wujud tersebut dinamakan sistem sosial, karena
menyangkut tindakan dan kelakuan berpola dari manusia. Wujud ini bisa
diobservasi, difoto dan didokumentasikan karena tampak dalam bentuk
perilaku dan bahasa pada saat mereka berinteraksi dalam pergaulan hidup
sehari-hari di masyarakat.
- Wujud
kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud ini adalah hasil
karya cipta manusia yang bisa diraba dan bersifat konkret. Misal : candi
borobudur, kain batik, dan gedung-gedung bangunan.
Dengan demikian, Kebudayaan berasal
dari kata budaya yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.
Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang
terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan
sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain,
yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan
mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan
serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi
segala pernyataan intelektual dan artistic.
Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah
sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita
nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan salah satu
bentuk kebudayaan yang dapat kita rasakan.
E.
Unsur Kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang
mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain Melville J.
Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu alat-alat
teknologi, sistem ekonomi, keluarga dan kekuatan politik. Sedangkan Bronislaw
Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi sistem norma,organisasi
ekonomi, alat-alat atau lembaga petugas pendidikan dan organisasi kekuatan.
C. Kluckhohn di dalam karyanya yang berjudul Universal Categories of Culture
mengemukakan, bahwa ada tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu:
a. Sistem Religi
Kepercayaan
manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa
ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.
b. Sistem
Organisasi Kemasyarakatan
Sistem
yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk
yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing –
masing antar individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
c. Sistem
Pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran
yang berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula,
sehingga perlu disampaikan agar yang lain juga mengerti. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan merupakan suatu
akumulasi dari perjalanan hidupnya dalam hal berusaha memahami: Alam sekitar,
Alam flora di daerah tempat tinggal, Alam fauna didaerah tempat tinggal,
Zat-zat bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkunganya, Tubuh manusia,
Sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia, Ruang dan waktu.
Untuk memperoleh pengetahuan tersebut
di atas manusia melakukan tiga cara, yaitu :
- a) Melalui
pengalaman dalam kehidupan sosial
- b)Berdasarkan
pengalaman yang diperoleh melalui pendidikan formal/resmi (disekolah)
maupun dari pendidikan non formal (tidak resmi)
- c)Melalui
petunjuk-petunjuk yang bersifat simbiolis yang sering disebut sebagai
komunikasi simboliks.
d. Sistem Mata
Pencaharian Hidup dan Sistem Ekonomi
Terlahir
karena manusia memiliki hawa nafsu dan keinginan yang tidak terbatas dan selalu
ingin lebih.
e. Sistem Teknologi
dan Peralatan
Sistem
yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang
baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk
hidup yang lain.
f. Bahasa
Sesuatu
yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk
mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang
dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris.
g. Kesenian
Setelah
memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi
kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
F. Wujud dan
Komponen Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud
kebudayaan dibedakan menjadi tiga:
- § Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia
Kebudayaan
yang muncul dan hidup karena adanya gagasan – gagasan baru, konsep yang matang
serta buah dari pikiran yang kreatif. Wujudnya dapat ditemukan dalam sebuah
buku – buku, arsip dan sebagainya.
- § Kompleks aktivitas
Aktivitas
adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem
sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan
kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang
berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan
sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
- § Wujud sebagai benda
Aktivitas
manusia sehari – hari umumnya dilakukan dengan menggunakan benda sebagai sarana
dan prasarana. Dari situ lahir kebudayaan dalam bentuk fisik yang konkret, bisa
bergerak maupun tidak.
F.
Manusia Indonesia dan
Kebudayaan
Manusia
Indonesia dalam hal kebudayaan saat ini mengalami berbagai rintangan dan
halangan untuk menerima serbuan kebudayaan asing yang masuk lewat Globalisasi
(perluasan cara-cara sosial melalui antar benua). Dalam hal ini teknlogi
informasi dan komunikasi yang masuk ke Indonedia turut merobah cara kebudayaan
Indonesia tersebut, baik itu kebudayaan nasional maupun kebudayaan murni yang
ada di setiap daerah di Indonesia. Dalam hal ini sering terlihat ketidakmampuan
manusia di Indonesia untuk beradaptasi dengan baik terhadap kebudayaan asing
sehingga melahirkan perilaku yang cenderung ke Barat-baratan (westernisasi),
yang menyebabkan terkendala dalam memajukan kebudayaannya sendiri.
Sifat-sifat budaya
Sifat-sifat
budaya pada dasarnya memiliki ciri-ciri yang sama bagi semua kebudayaan manusia
tanpa membedakanfaktor ras, lingkungan alam, atau pendidikan. Yaitu sifat
hakiki yang berlaku umum bagi semua budaya dimanapun.
Sifat hakiki dari kebudayaan
diantaranya adalah :
- Budaya
terwujud dan disalurkan dari perilaku manusia
- Budaya
ada sebelu lahirnya generasi dan tidak akan mati sampai habisnya generasi
yang bersangkutan
- Budaya
diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya
- Budaya
mencakup aturan-atura yang berisikan kewajiban-kewajiban,
tindakan-tindakan yang diterima atau ditolak, dilarang dan yang diizinkan
Selain yang tersebut diatas, ada
beberapa sifat-sifat kebudayaan yang terjadi karena :
- Kebudayaan
beraneka ragam, hal ini terjadi karena :
- Manusia
tidak memiliki struktur anatomi khusus pada tubuhnya
- Lingkungan
geografis
- Induk
bangsa
- Kontak
budaya
- Lingkungan
sosialnya
- Kebudayaan
dapat diteruskan secara sosial dengan pelajaran, yaitu :
- Secara
horisontal : kebudayaan diteruskan melalui generasi kesatu dangan generasi
selanjutnya secara lisan
- Secara
vertikal : kebudayaan diteruskan melalui generasi yang berbeda dengan cara
tulisan atau literarur
- Kebudayaan
dijabarkan dalam komponen-komponen : biologi, psikologi dan sosiologi.
Tiga komponen pembentuk pribadi,
yaitu hereditas diperoleh dari sifat orangtua, primary nature yaitu kodrat
pertama sejak dalam kandungan, secondary nature yaitu terbentuknya pribadi oleh
lingkungan
- Kebudayaan
mempunyai struktur, ada tujuh unsur :
- Sistem
religi dan upacara keagamaan
- Sistem
organisasi kemasyarakatan
- Sistem
pengetahuan
- Sistem
mata pencarahian
- Bahasa
- Kesenian
- Sistem
teknologi dan peralatan
- Kebudayaan
mempunyai nilai (Cultural Value)
Kebudayaan ini bersifat relatif
karena penafsiran antara budaya yang berbeda-beda, misalnya budaya timur
berdasarkan kerohanian, perasaan, instuisi, pasif (diam) sedangkan budaya barat
berdasarkan akal, materi, bebas, kreatif, aktif.
- Kebudayaan
mempunyai sifat statis dan dinamis
- Kebudayaan
dapat dibagi dalam bermacam-macam aspek, yaitu :
- Kebudayaan
rohani (spiritual)
- Kebudayaan
kebendaan (material cultural)
- Kebudayaan
darat (terra)
- Kebudayaan
maritim (aqua culture)
- Kebudayaan
daerah (kebudayaan suatu suku)
MANUSIA SEBAGAI PENCIPTA KEBUDAYAAN
Kemampuan manusia dalam mengatasi
kompleksitas kebutuhan hidupnya karena manusia mempunyai :
- Akal,
intelgensia dan instuisi
- Perasaan
dan emosi
- Kemauan
- Fantasi
- Perilaku
- Eksternalisasi
- Objektivasi
- Internalisasi
Wujud Kebudayaan
Menurut
J. J Honigmann (dalam Koenjtaraningrat, 2000) membedakan adanya tiga ‘gejala
kebudayaan’ : yaitu : (1) ideas, (2) activities, dan (3) artifact, dan ini
diperjelas oleh Koenjtaraningrat yang mengistilahkannya dengan tiga wujud
kebudayaan :
- Wujud
kebudayaan sebagai suatu yang kompleks dari ide-ide, gagasan-gagasan,
nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
- Wujud
kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari
manusia dalam masyarakat.
- Wujud
kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Tiga wujud kebudayaan menurut dimensi
wujudnya :
- Kompleks
gagasan, konsep, dan pikiran manusia
Wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya, atau dengan perkataan lain, dalam alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hiidup. - Kompleks
aktivitas Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat
kongkret, dapat diamati atau diobservasi, dan sering disebut sistem
sosial.
- Wujud
sebagai benda Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari
berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai
tujuannya.Aktivitas karya manusia tersebut menghasilkan benda untuk
berbagai keperluan hidupnya.kebudayaan dalam bentuk fisik yang kongkret
bisa juga disebut kebudayaan fisik, mulai dari benda yang diam sampai pada
benda yang bergerak.
Orientasi Nilai Budaya
Menggunakan
5 masalah pokok kehidupan manusia dalam sisitem nilai budaya :
Kebudayaan sebagai karya manusia memiliki sistem nilai. Menurut C.Kluckhohn dalam karyanya Variations in Value Orientation (1961) sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia yaitu :
Kebudayaan sebagai karya manusia memiliki sistem nilai. Menurut C.Kluckhohn dalam karyanya Variations in Value Orientation (1961) sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia yaitu :
- Hakekat
Hidup Manusia (MH)
- Hakekat
Karya Manusia (MK)
- Hakekat
Waktu Manusia (WM)
- Hakekat
Alam manusia (MA)
- Hakekat
Hubungan Manusia (MN)
Perubahan Kebudayaan
Faktor – faktor yang mempengaruhi
diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru :
- Terbatasnya
masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan
orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
- Jika
pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan
ditentukan oleh nilai-nilai agama, dan ajaran ini terjalin erat dalam
keseluruhan pranata yang ada, maka penerimaan unsur baru itu mengalami
hambatan dan harus disensor dulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan ajaran
agama yang berlaku.
- Corak
struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan
kebudayaan baru, misal sistem otoriter akan sukar menerima unsur
kebudayaan baru.
- Suatu
unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan
yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru.
- Apabila
unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas dan dapat dengan
mudah dibuktikkan kegunaanya oleh warga masyarakat yang bersangkutan
Penyebab
terjadinya gerak/ perubahan kebudayaan, yaitu :
- Sebab-sebab
yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya
perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
- Sebab-sebab
perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang
hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat
dan kebudayaan lain cenderung untuk berubah lebih cepat.
Perubahan ini, selain karena jumlah penduduk dan komposisinya, juga karena adanya difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi. Proses akulturasi di dalam sejarah kebudayaan terjadi dalam masa-masa silam.
Biasanya suatu masyarakat hidup bertetangga dengan masyarakat-masyarakat lainnya dan antara mereka terjadi hubungan-hubungan, mungkin dalam lapangan perdagangan, pemerintahan dan sebagainya.Pada saat itulah unsure-unsur masing-masing kebudayaan saling menyusup. Proses migrasi besar-besaran, dahulu kala, mempermudah berlangsungnya akulturasi tersebut.
Hubungan manusia dan kebudayaan
Manusia
dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat berkaitan satu sama lain.
Manusia di alam dunia inimemegang peranan yang unik, dan dapat dipandang dari
berbagai segi. Dalam ilmu sosial manusia merupakan makhluk yang ingin
memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan sering
disebut homo economicus (ilmu ekonomi). Manusia merupakan makhluk sosial yang
tidak dapat berdiri sendiri (sosialofi), Makhluk yang selalu ingin mempunyai
kekuasaan (politik), makhluk yan g berbudaya dan lain sebagainya.
Contoh hubungan manusia dan
kebudayaan
Secara
sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai
perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia.
Tetapi apakah sesederhana itu hubungan keduanya ?
Dalani sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, clan setclah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dcngannya. Tampak baliwa keduanya akhimya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan – peraturan kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya hams patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya.Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia akan menjadi terasing atau tealinasi (Berger, dalam terjemahan M.Sastrapratedja, 1991; hal : xv)
Dalani sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, clan setclah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dcngannya. Tampak baliwa keduanya akhimya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan – peraturan kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya hams patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya.Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia akan menjadi terasing atau tealinasi (Berger, dalam terjemahan M.Sastrapratedja, 1991; hal : xv)
Manusia dan kebudayaan, atau manusia
dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu
sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang
lebih awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap keberadaan keduanya
hams menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat
dilakukan dengan lebih cermat.
Sumber referensi : https://michaelchristiansite.wordpress.com/2016/02/11/manusia-dan-kebudayaan/
https://sanusiadam79.wordpress.com/2013/03/14/manusia-dan-kebudayaan/
Komentar
Posting Komentar